Gifted-disinkroni

TENTANG ANAK GIFTED YANG MENGALAMI DISINKRONITAS PERKEMBANGAN - suatu kelompok gifted children - dan bukan merupakan kelompok autisme, ASD, Asperger Syndrome ataupun ADHD - namun anak-anak ini sering mengalami salah terdiagnosa menjadi kelompok anak autisme ringan, ASD, Asperger Syndrom ataupun ADHD

Selasa, Januari 22, 2008

Dari Parents Guide

Di bawah ini ada artikel yang disajikan oleh Parents Guide tentang anak-anak gifted yang mengalami underachiever

Artikel dari Parents Guide

....


 

 

Minggu, Januari 13, 2008

MENGENAL GIFTED VISUAL SPATIAL LEARNER

MENGENAL GIFTED VISUAL SPATIAL LEARNER
Julia Maria van Tiel
Kelompok Diskusi Orang Tua Anak Berbakat
anakberbakat@yahoogroups.com
j.v.tiel@hetnet.nl


Gifted visual spatial learner ini banyak dibicarakan oleh Linda Kregger Silverman. Sedang berbagai penulis lain sering menggunakan istilah visual learner. Visual learning adalah cara berpikir secara visual (bayangan/gambaran) pada berbagai kejadian. Para penyandang visual learning memakna berbagai kejadian alam bukan melalui perangkat kata-kata. Ia melihat berbagai kejadian di kepalanya, yang secara bersamaan muncul seolah olah di depan matanya, segera kesemuanya diprosesnya yang pada akhirnya dengan cepat memberikan informasi baru secara menyeluruh yang penuh dengan pengertian baru. Kejadian ini merupakan kejadian berpikir yang simultan dan non-verbal yang dimanipulasi melalui perwujudan kemampuan pandang ruang.

Kelompok visual learner ini merupakan kelompok kecil, diperkirakan berjumlah sekitar 25 persen (dengan berbagai kualitasnya) dari jumlah populasi yang lahir. Mereka berkemampuan dimensi, dan berpikir tanpa kata-kata. Dengan begitu cara berpikir ini tidak tahap pertahap tetapi secara simultan dan global, tanpa ia kehilangan makna detilnya. Selain cara berpikirnya berupa makna pengertian yang saling berhubungan, seringkali juga diwarnai dengan emosi. Bahasanyalah yang seharusnya pertama-tama menggantikan berpikir visualnya agar ia mampu berkomunikasi dengan orang lain. Artinya ia harus mencari kata-kata yang tepat, tetapi hal ini bisa menyita waktu yang banyak.

Kemampuan visual learning adalah kemampuan yang menyulitkan, karena hal ini juga menghasilkan kemampuan kreativitas, dan bakatnya dalam kemampuan pandang ruang, musik, seni (melukis dan seni patung), tetapi juga memungkinkan risiko disleksia, gangguan perkembangan bahasa dan bicara, dan gangguan kemampuan berhitung hapalan. Kebanyakan kondisi ini akan sangat bermasalah saat berada di sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama.

Anak penyandang visual learning melakukan pemrosesan informasi adalah dengan caranya sendiri. Caranya sering berbeda dengan apa yang diajarkan oleh guru di sekolah, karena itu banyak dari anak-anak ini mengalami kesulitan menempuh pelajaran di sekolah konvensional yang memberikan pelajaran yang sebetulnya tidak cocok untuk anak-anak visual learner. Karenanya ia perlu mendapat perhatian pelajaran apa saja yang menurutnya sulit dan pelajaran apa saja yang menurutnya mudah, agar ia dapat dibantu menggunakan cara-cara pemrosesan informasi yang dipunyainya. Maksudnya, banyak pelajaran yang membutuhkan kemampuan hapalan, namun hal ini baginya akan sangat menyulitkan, karenanya ia perlu diajak belajar mengenal dan mengingat berbagai hal dengan cara memanfaatkan keunggulannya berkemampuan visual dan analistis. Jadi pemberian metoda pembelajaran baginya membutuhkan metoda yang berbeda dengan anak-anak lainnya, dimana anak-anak lain akan sangat mudah belajar dengan cara menghapal.
Dari pengalaman para orang tua yang mempunyai anak-anak visual learner, melaporkan bahwa umumnya anak-anak ini sangat menyukai pelajaran geografi, terutama peta-peta, matematika, dan tergila-gila dengan komputer, tetapi tidak untuk pelajaran bahasa dan berhitung hapalan. Banyak yang bercerita, bahwa begitu pandainya ia akan pelajaran geografi, topografi, dan sangat menyukai peta, anak-anak ini sangat menyukai menjadi co-pilot jika sedang melakukan perjalanan dengan mobil.
Baca selanjutnya di:

....


 

 

Sabtu, Januari 12, 2008

PENDIDIKAN GIFTED & TALENTED ?

PENDIDIKAN GIFTED & TALENTED SEBAIKNYA YANG BAGAIMANA?


Istilah Gifted and Talented Children kini oleh pemerintah Indonesia sudah diganti dengan istilah Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa (CI/BI). Pendidikannya pun mulai dipikirkan dengan perubahan ke arah multitalenta. Maksudnya bahwa anak cerdas istimewa dan bakat istimewa (CI/BI) tidak lagi dianggap sebagai populasi yang seragam. Diantara mereka ada mempunyai berbagai bidang minatan yang kuat, dan juga ada kelompok yang mempunyai kekuatan bakat istimewa yang khusus di satu bidang.

Pendidikan pun diarahkan bukan saja pada cerdas istimewa yang lebih mengacu pada keistimewaan intelektual, tetapi juga dimungkinkan adanya sekolah-sekolah yang mempunyai spesialisasi tambahan balam bidang talenta. Misalnya sekolah dengan tambahan olah raga, seni, dan musik. Sehingga seorang anak yang mempunyai talenta atau bakat istimewa dapat memilih dan memasuki jenis sekolah ini. Penataan awal ini baru dimulai dengan MIPA.

Jika melihat di lapangan, bagiku sekolah untuk anak cerdas istimewa ini rasanya masih agak kelabu. Sebab untuk menentukan seorang anak mempunyai jurusan pengembangan talentanya, sulitnya adalah justru seorang anak cerdas istimewa umumnya memang mempunyai potensi dalam multitalenta. Sementara itu usia anak-anak adalah usia yang masih berkembang, dan masih berubah-ubah. Sehingga banyak orang tua yang masih bingung, anak ini akan dikembangkan ke arah mana.

Namun sekolah yang ideal yang bagaimana sih?

Jika ngeluyur ke berbagai negara, bagi anak-anak ini di usia sekolah dasar, para ahli pendidikan justru memikirkan pengembangan keharmonisan tumbuh kembangnya. Tumbuh kembang yang harmonis adalah fondamen yang paling kuat agar anak-anak kita bisa berkembang selanjutnya dengan baik. Dengan perkembangan intelektual yang baik, perlu disertai juga dengan perkembangan emosi yang stabil. Sehingga perkembangan sosialnya juga baik. Cara berpikir yang perlu “diatur”dengan baik juga penting. Karena cara berpikir anak-anak gifted umumnya mempunyai kecepatan pikir yang “full speed” bila dibanding teman-temannya. Seringkali anak-anak ini selain frustrasi juga kadang menganggap orang lain bodoh karena tidak mengerti cara berpikirnya. Ditambah pula keras kepala dalam berpendapat, bisa jadi justru timbul konflik bukan saja dengan orang tua, tetapi juga teman-temannya. Karena itu anak-anak yang lebih mendahulukan berpikir secara konsep ini, perlu dimasukkan ke kawah candradimuka, bahwa justru kelompok terbesar anak manusia berpikirnya berbeda.

Berpikir berbeda ini contohnya, misalnya, ia selalu berpikir “doordenken” (ini istilah bahasa Belanda), dan juga “blijfthangen”.

Doordenken, adalah berpikir terus menerus tidak pernah berhenti. Sedang blijfthangen adalah berpikirnya melulu ke masalah itu terus. Hingga seringkali macam orang terobsesi, dan kalau punya pacar diinterogasi seperti polisi menginterogasi maling. Padahal hanya persoalan pacarnya telat pulang, lalu dianter teman sekantornya. Pokoknya jika mengupas sesuatu harus hingga tuntas.

Wah kok ngelantur.

Bagaimana sih sebenarnya yang ideal?

Jika nonton perkembangan pendidikan anak-anak gifted di Belanda, modelnya berubah-ubah terus. Hanya saja pemerintah menetapkan bahwa untuk tingkat SD semua anak gifted baik yang punya masalah maupun tidak, diatur oleh UU harus masuk sekolah reguler. Kecuali masalahnya lebih berat ketimbang keberbakatannya, anak ini memerlukan masuk institut khusus. Di sekolah reguler, ia bersama sama dengan anak-anak lain bersekolah, tetapi mendapatkan perlakuan khusus, yaitu berbagai masalah yang sering menyertainya mendapatkan perhatian. Masalah yang umum pada anak gifted adalah, masalah perkembangan emosi yang sering gak keru-keruan, perkembangan sosial yang juga kacau, sering mengalami keterlambatan bicara, dan ada juga yang malah gangguan semantik (umum terjadi pada yang terlambat bicara), atau malah mengalami disleksia.
Sekalipun masalahnya mendapat perhatian, tetapi keluar biasaannya juga mendapatkan faslitas untuk dikembangkan. Jadi disini guru musti baik-baik menanganinya.

Sekalipun ada UU yang mengatur, masih banyak juga kelompok orang tua yang membangun sekolah sendiri. Karena merasa tidak puas dengan penanganan dari pemerintah. Dengan modal dengkul dan bantuan kiri kanan, mereka membangun yayasan, dan mengumpulkan orang tua yang mempunyai masalah yang sama, membuat sekolah. Mulanya berjalan sukses. Tapi baru berjalan beberapa tahun, sudah ambruk dan bubar, karena dananya habis. Bisa dibayangkan berapa duit yang harus dikeluarkan buat melayani “kemauan” anak-anak ini. Saat dibubarkan, anak-anak yang ada dipindah ke berbagai sekolah, tetapi banyak yang mogok sekolah gara-gara berbagai materi pendidikan dan metodanya kepalangan sudah berbeda.Anaknya sulit mengikuti lagi pendidikan sekolah reguler. Padahal masih tingkatan SD.
Saat sekolah macam itu yang tak jauh dari kotaku itu diluncurkan, banyak ahli pendidikan anak gifted yang memberi komentar. Lah… masukkan saja dulu ke reguler, yang penting keharmonisan tumbuh kembang dulu, nanti kalau sekolah lanjutan barulah boleh …

Tapi herannya, banyak orang tua tetap saja ngotot ingin membangun sekolah khusus gifted. Saat ini di milis berbahasa Belanda sudah rame dengan sekolah semacam itu yang baru, di bilangan Belanda Selatan. Entah nasibnya kelak bagaimana.

Bagaimana dengan sekolah lanjutannya?

Saat di SD, anak-anak cerdas istimewa itu sudah mendapatkan treatment sendiri-sendiri. Mess temannya si Entong misalnya, dia bisa lompat kelas (akselerasi), karena memang matangnya cepat. Prestasinya baik, dan juga perkembangan sosial emosionalnya baik. Angka raportnya lebih banyak 10-nya daripada 7 nya. Sedang Sam penyanyi dan pemain gitar jagoan itu, angkanya paling banyak 10 nya, ya gak loncat kelas, karena dirasa perkembangan sosial emosionalnya masih belum kuat, ketimbang nanti malah di bully bully, ya tetap saja di kelas yang sama. Tetapi ia mendapatkan tugas tugas lain. Yang jelas dikelas itu dibuat kelompok anak cerdas istimewa. Kebetulan jumlahnya kok ya banyak juga, dari 32 anak, 10 diantaranya cerdas istimewa dan bakat istimewa.

Kelompok 10 anak ini yang suka cengangas cengenges kalau aku membantu program enrichment di ruang dokumentasi, adalah anak terpandai di kelasnya. Namanya grup plus.
Kadang grup plus ini digabung dalam satu kelas dengan grup plus lain, jadilah namanya klas plus. Mereka mengerjakan sains yang themanya terserah apa yang mereka inginkan.

Anakku Entong ikut grup plus atau ikut klas plus?
Ternyata engga ikut klas plus, dia mocol sendiri. Lho jadi kamu ngapain kalau gak ikut klas plus? Ya karena yang demen dengan computer cuma aku, ya aku sendirian. Ooo…begitu alasannya. Sedang kalau anak-anak lain mengerjakan komputer, dia bagian mbantu teman-temannya.

Jadi enrichment juga tergantung kesukaan anak itu apa.
Enrichment hanya bisa diberikan jika tugas-tugas reguler selesai, maksudnya supaya dasar-dasar pengetahuannya tuntas dahulu.

Masuk sekolah lanjutan?

Untuk masuk sekolah lanjutan, sejak anak itu kelas lima SD gurunya sudah plirikan, mana anak yang bisa masuk ke jurusan “ilmiah” dan mana yang ke jurusan ilmu terapan atau sekolah kejuruan . Di Belanda untuk jurusan “ilmiah”dan boleh masuk research university disebutnya: VWO (voorgezet wetenschplijk onderwijs). Yang boleh masuk sini hanya anak-anak gifted saja. VWO dibagi dua, ada yang lebih ke arah bahasa dan ilmu sosial disebut gymnasium, ada yang lebih ke arah matematika, ilmu alam dan sains, disebut athenium.
Tapi ada juga yang namanya VWO plus, maksudnya ada anak yang bidangnya MIPA tapi pengen juga belajar bahasa, ya boleh juga. Bahasa tambahan itu adalah bahasa Greeks dan Latin. Untuk kedua jurusan tadi bahasa Belanda menjadi bahasa utama, bahasa Inggris menjadi bahasa kedua wajib.

Lalu karena banyak sekolah khusus partikulir yang bersemangat memberikan kebebasan memilih, roboh melulu, kini pemerintah Belanda sejak tiga tahun ini membuat jurusan baru di VWO ini. Namanya VWO-Xtra. Ekstranya adalah lebih di beri ekstra bahasa Inggris dan MIPA. Bisa dimulai langsung sejak lulus SD (untuk VWO biasa dimulai di tahun kedua), dan di tahun ke tiga boleh mengambil sebagian mata ajarannya di universitas atau di LN. Hampir seluruh mata ajaran menggunakan komputer, jadi kelasnya disebut Laptop klas. Kelak mereka bisa juga mengikuti ujian international bacalearaut (IB) dan bisa diterima di berbagai universitas di LN tanpa tes. Pendidikan bentuk ini lebih fkesibel mengikuti perkembangan dan kecepatan si anak. Waktu studi 5 tahun boleh saja oleh si anak dibuat lebih pendek, kalau dia mau. Tapi untuk masuk ke kelas ini juga pilihan ketat. Muridnya diwawancarai, ini maunya sendiri apa maunya ortu. Sebab motivasi dari diri sendiri itu lebih penting.
Sekalipun seorang anak adalah anak gifted belum tentu mau masuk kelas ini. Nyatanya banyak yang pengen masuk sekolah2 yang punya spesialisasi olah raga, lebih macho menurut mereka ketimbang jadi kutu buku……

....