Halaman

Senin, Agustus 25, 2008

VISUAL LEARNER TAK SAMA DENGAN VISUAL SPATIAL LEARNER

VISUAL LEARNER TAK SAMA DENGAN VISUAL SPATIAL LEARNER


Setiap anak yang dilahirkan adalah seorang visual learner, kelak saat di usianya yang ke 5 - 6 tahun masing-masing akan membawa pola perkembangannya masing-masing. Ada yang menjadi visual-auditive learner (40 %), sebagiannya lagi menjadi auditive learner (30 %) dan sisanya menjadi visual learner (30 %).

Tetapi istilah visual spatial learner sendiri agak berbeda dengan visual learner itu sendiri. Sebab kata-kata spatial di antara visual learner itu akan mengacu bahwa anak itu mempunyai cognitive style kuat bukan saja berkemampuan visual learner, tetapi juga kemampuan spatial yang kuat.

Kemampuan Spatial maksudnya kemampuan pandang ruang atau kemampuan dimensi, yang mempunyai fungsi dalam mengkira-kira jarak, melihat secara perfektif, melakukan analisa, melakukan pemecahan masalah, dan matematika. Visual spatial learner biasanya dimiliki oleh anak-anak gifted tertentu. Tidak semua gifted akan menjadi gifted visual spatial learner. Sebagiannya juga adalah anak-anak yang mempunyai perkembangan harmonis antara perkembangan auditive learner maupun visual learner.

Sedang visual learner saja adalah cognitive style (gaya belajar) seseorang yang mengutamakan kemampuan pencandraan melalui matanya.
Jika ia tak diikuti dengan perkembangan dimensi yang baik, maka jadilah ia visual learner sejati. Misalnya anak-anak penyandang autisme dan anak-anak penyandang Non-verbal Learning Disorder (NLD).