Pendidikan Anak Berbakat di Belanda
Minggu, 12 Januari 2003
KOMPAS
BERBAGAI lembaga pendidikan telah mengklaim dirinya mampu menyelenggarakan pendidikan untuk anak berbakat. Namun pada kenyataannya, pendidikan itu hanya memampatkan materi yang diberikan. Padahal, pendidikan untuk anak berbakat bukanlah berarti pendidikan dengan kurikulum nasional standar,yang diberikan dalam kurun waktu lebih pendek dibandingkan anak biasa.Pendidikan seperti ini tentu saja membuat orangtua anak berbakat menjadi sangat khawatir. Jangan-jangan nanti program ini justru membuat frustrasi anak berbakat, yang memang mempunyai kemampuan dan kapasitas intelektual tinggi mengingat berbagai karakteristik psikologis, perilaku,dan fisik anak berbakat ini sangat unik, lain dari anak-anak normal bahkan anak cerdas lainnya, serta mempunyai tipe beragam.
Tidak dapat dipungkiri, sistem pendidikan di negera-negara maju telah memberi kesempatan bagi anak berbakat untuk mendapatkan pendidikan yang lebih cocok dan sesuai baginya. Salah satu negara maju yang menyelenggarakan pendidikan khusus untuk anak berbakat adalah Belanda. Belanda telah lebih dari 10 tahun membuat berbagai perubahan dan pendekatan baru dalam bidang pendidikan anak berbakat. Ada beberapa model pendidikan untuk anak-anak ini. Model reguler yang dibina oleh pemerintah dengan cara mengikutsertakan anak berbakat disekolah-sekolah umum. Maksudnya agar anak-anak ini bergaul secara normal dengan anak-anak normal lainnya. Ia tetap duduk di kelas dalam kelompok usianya, tetapi materi kurikulum yang diberikan padanya tidak mengikat,tergantung pada kreativitas guru dan kebutuhan anak.Materi yang diberikan bisa diambilkan dari berbagai materi kelas-kelas diatasnya, dan tak dibatasi. Anak-anak ini di sekolah mempunyai seorang konselor yang selalu mengawasi, menghubungkan antara guru dan orangtua,melakukan manajerial kurikulumnya, serta membuatkan hubungan dengan berbagai instansi yang dibutuhkan.
***KONSELOR, guru, orangtua, dan murid secara bersama-sama menyusun proyek yang akan dikerjakan murid sebagai program pengayaan, dan menyerahkan pelaksanaan pengawasannya pada guru. Adanya konselor yang mengawasi secara berkesinambungan maka anak-anak ini akan terawasi terus-menerus sampai kelas-kelas di atasnya. Apabila ternyata ada hal yang mengganggu proses belajar, segera dicarikan remedial teacher untuk membantu mengatasinya.
Orangtua, dalam hal ini dituntut peranannya yang cukup berat. Banyak proyek-proyek yang dikreasianaknya, sarananya tidak mungkin didapatkan di sekolah. Karena itu,orangtua juga dituntut untuk membantu mencarikan jalan agar proyek itu bisa dikerjakan, dan menghasilkan produk seperti yang diharapkan. Dengan begitu tugas sekolah sangat bebas dikerjakan baik di sekolah maupun di rumah.Menjadi satu kesatuan sebagai suatu hasil dari suatu pendidikan. Guru dan orangtua merupakan mitra yang harus mampu menciptakan suasana belajar menyenangkan dan menantang. Karena itu, baik guru maupun orangtua secara bersama-sama harus mempelajari psikologi anak berbakat yang bersangkutan. Apabila dibutuhkan, mereka bersama-sama mendapatkan kursus dari tenagaprofesional. Sedang guru sekolah pun, baik bagi guru TK, SD dan seterusnya,dalam kurikulum pendidikannya telah mendapatkan materi pendidikan anakberbakat.Untuk menjadi seorang tenaga konselor anak berbakat di sekolah itu tentu saja harus mengikuti pendidikan khusus tambahan yang intensif dan dalam waktu beberapa tahun. Bukan seminar sehari dua hari, atau hanya mengikutibuku petunjuk pelaksanaan pendidikan anak berbakat. Sementara itu, orangtua diwajibkan menjadi anggota lembaga yang memberi pendidikan dan informasi anak berbakat bagi orangtua, yang sekaligus juga menghimpun para orangtua anak berbakat untuk saling mengisi dan bertukar informasi. Lembaga ini diawasi pusat-pusat keberbakatan dan dilindungi oleh pemerintah.Untuk mendapatkan berbagai hal dalam menyelesaikan tugas sekolahnya,anak-anak ini dibantu oleh berbagai yayasan non profit yang bergerak dalam mencarikan bantuan ke berbagai instansi, misalnya, seorang anak SD yangtertarik pada pelajaran aerodinamika dan pesawat terbang bisa diupayakan mengikuti pendidikan bersama pilot-pilot pesawat terbang sebagai pelajaran ekstra.
***MODEL lain yang banyak diusahakan oleh pihak swasta adalah model sekolahMontessori, di mana anak-anak boleh hilir mudik duduk di kelas-kelas yangdiinginkan. Kadang ia duduk di kelas dua untuk belajar menulis, kadang iaduduk di kelas enam untuk meneruskan pelajaran matematika. Model Montessori ini umumnya letaknya di desa-desa dekat dengan alam dan pertanian. Dengan tujuan agar mereka mampu mengembangkan minatnya tanpa melupakan lingkungansosial dan alam.
Sedang model lainnya adalah suatu asrama sekaligus sekolah yang dibangun pihak swasta. Model seperti ini seperti suatu padepokan yang boleh diikuti oleh berbagai usia, mulai usia TK sampai belasan tahun sebelum masuk perguruan tinggi. Setiap anak mempunyai minatnya masing-masing, dan mengembangkannya secara mandiri dalam bentuk proyek kerja. Bisa mengerjakan proyek secara terus-menerus dengan komputer, atau di laboratorium maupun diperpustakaan. Kurikulumnya sama sekali tak terstruktur. Sekalipun model seperti ini merupakan jalan keluar bagi anak-anak berbakat luar biasa terhadap stagnasi yang dirasakan pada program reguler pemerintah, namun juga banyak yang memberikan kritik karena anak-anak initerisolasi bagai anak eksklusif.
Evaluasi setiap anak berbakat bukan melulu pada hasil kerja yang dicapainya, tetapi juga berbagai evaluasi perkembangan prasyarat keterampilan belajar, seperti misalnya perkembangan motorik kasar dan halus, visuo-spasial, perkembangan bicara dan bahasa, sosial-emosional, dan berbagai uji perilaku serta psikologi. Apabila ia ternyata mengalami kemunduran prestasi, bukan berarti ia harustidak naik kelas atau diturunkan sebagaimana yang banyak dialami anak-anakteman-teman kami di Indonesia, tetapi anak itu memerlukan pemeriksaan yangmendalam oleh berbagai tenaga profesional, seperti dokter (untuk memeriksa kondisi fisiknya), psikolog, orthopedadog, maupun tenaga lainnya.
Julia Maria van Tiel, orangtua anak berbakat
Gifted-disinkroni
TENTANG ANAK GIFTED YANG MENGALAMI DISINKRONITAS PERKEMBANGAN - suatu kelompok gifted children - dan bukan merupakan kelompok autisme, ASD, Asperger Syndrome ataupun ADHD - namun anak-anak ini sering mengalami salah terdiagnosa menjadi kelompok anak autisme ringan, ASD, Asperger Syndrom ataupun ADHD
<< Beranda