Gifted-disinkroni

TENTANG ANAK GIFTED YANG MENGALAMI DISINKRONITAS PERKEMBANGAN - suatu kelompok gifted children - dan bukan merupakan kelompok autisme, ASD, Asperger Syndrome ataupun ADHD - namun anak-anak ini sering mengalami salah terdiagnosa menjadi kelompok anak autisme ringan, ASD, Asperger Syndrom ataupun ADHD

Minggu, April 08, 2007

Artikel Seminar 3 Maret 2007 di Jakarta

Pengalaman pengasuhan dan pendidikan
anak gifted dengan disinkronitas perkembangan
di Belanda
*

* Disajikan dalam Seminar
Trend Perubahan Dunia Pendidikan Khusus : Deteksi dan Pendidikan gifted and talented children. Tanggal 3 Maret 2007 di Jakarta. Diselenggarakan oleh Kelompok Diskusi Orang Tua Anak Berbakat anakberbakat@yahoogroups.com bersama Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Mandikdasmen Depdiknas.


Julia Maria van Tiel
Pembina Kelompok Diskusi Orang Tua Anak Berbakat
anakberbakat@yahoogroups.com
j.v.tiel@hetnet.nl

The success of the inclusive school
depends considerable on early identification, assessment and stimulation of very young child with special educational needs.
Early childhood care and education programmes for children aged up to six years ought to be developed and/or reoriented to promote physical, intellectual and social development and school readiness…
Programmes of dit level should recognize the principle of inclusion and be developed in a comprehensive way by combining pre-school activities and early childhood health care.

Salamanca Framework for Action
Article 53


Pendahuluan

Belanda adalah salah satu negara di Eropa yang mempioniri pendekatan pendidikan anak-anak gifted yang mempunyai masalah dalam perkembangan, perilaku, sosial emosional, prestasi rendah (underachiever), serta masalah yang berkaitan dengan gangguan belajar (Learning Disabilities) . Dengan adanya model pendekatan baru terhadap anak-anak gifted ini, maka penanganan anak-anak gifted tidak hanya melulu kepada peningkatan bidang-bidang prestasi akademik atau keberbakatannya, namun juga semua aspek tumbuh kembang, gangguan neurologis (Gifted plus atau yang mempunyai komorbiditas gangguan lain) yang berakibat pada gangguan pembelajaran, perilaku, emosi, sosialnya, serta menata lingkungan agar mampu mendukung tumbuh kembang dan pendidikannya. Perubahan ini dimulai di sekitar 30-an tahun lalu saat mana diagnosa Minor Brain Damage (MBD atau cedera otak) tengah menjadi diagnosa yang trendy bagi anak-anak yang mengalami kesulitan dalam tumbuh kembang, perilaku, maupun pendidikannya.
Perjalanan panjang perencanaan pengelolaan pendidikan anak-anak gifted Belanda ini dimulai dari sejarah penelitian panjang yang diketuai oleh JF Mönks seorang psikolog pendidikan dari Universitas Nijmegen. Hal yang mendorong diadakannya penelitian ini adalah karena banyaknya anak-anak yang mendapatkan diagnosa MBD dengan berbagai terapi dan revalidasi, serta ditempatkan di panti-panti dan sekolah untuk anak-anak yang sangat bermasalah. Namun berbagai tindakan yang diberikan ini bukan memecahkan masalah tetapi lebih memperburuk keadaan. Pada waktu Mönks melakukan assessment perkembangan inteligensia, menunjukkan bahwa anak-anak ini ternyata mempunyai potensi giftedness yang tidak pernah menjadi bahan pertimbangan dalam pendidikannya. Kepada anak-anak ini kemudian dilakukan rehabilitasi, namun ternyata upaya rehabilitasi lebih sulit jika giftedness anak-anak seperti ini telah dapat dideteksi dan segera diberikan pendidikan yang terstruktur yang lebih menekankan pada cognitive style-nya sebagai anak gifted sejak dini, serta sekaligus juga menangani berbagai masalah yang disandangnya.......
baca selanjutnya ........

....