Gifted-disinkroni

TENTANG ANAK GIFTED YANG MENGALAMI DISINKRONITAS PERKEMBANGAN - suatu kelompok gifted children - dan bukan merupakan kelompok autisme, ASD, Asperger Syndrome ataupun ADHD - namun anak-anak ini sering mengalami salah terdiagnosa menjadi kelompok anak autisme ringan, ASD, Asperger Syndrom ataupun ADHD

Kamis, Juni 12, 2008

Hyperlexia itu bukan Dysleksia

Hyperlexia itu bukan Dyslexia


Gejala hyperlexia adalah seorang anak yang telah mampu membaca di usia sangat dini, misalnya dua tahun. Keadaan ini dimungkinkan karena si anak mempunyai memori jangka panjang yang sangat kuat, ia mencetak detil huruf bagai suatu logo dalam memorinya. Tetapi ia tak mengerti artinya. Biasanya keadaan ini ada pada anak-anak visual learner kuat.
Pada anak seperti ini memang ia akan cepat membaca dengan baik, dan sukses dalam pelajaran membaca saat di sekolah dasar. Tetapi, kesulitannya adalah ia akan mengalami gangguan sematik (pemahaman bacaan).


Sekalipun ia sukses dalam pelajaran membaca tetapi ia tidak sukses dalam pelajaran lain yang banyak menggunakan teks. Juga pelajaran berhitung yang menggunakan teks. Jadi sering disangka disleksia.

Sedang disleksia adalah gangguan membaca yang ditandai oleh gangguan mengeja, tertukar-tukar huruf, tidak membaca beberapa huruf dalam satu kata, atau kata dalam sebuah kalimat (wordbliness), gangguan mendengar bunyian/ucapan (gangguan fonologis). Tetapi tidak mengalami gangguan semantik. Penyandang disleksia selalu tertinggal dalam pelajaran membaca, dan sangat terlambat dalam berkemampuan membaca.

Kekacauan pemahaman kacau ini karena munculnya buku dari Ron Davis (US), http://www.davisdyslexia.com/isit.html , atas namanya sendiri (bukan berdasarkan riset ilmiah) menjelaskan bahwa visual learner adalah disleksia. Sementara itu dalam ilmu kependidikan berkekhususan (orthopedagogi), kondisi hyperleksia pada visual learner adalah bukan disorder. Karena itu hyperlexia tidak pernah ada dalam menu-menu “penyakit”, ataupun “disorder” dan “gangguan”. Tapi karena mengalami kesulitan juga, pada akhirnya banyak orang memilihnya memasukkan dalam kategori disleksia…

Tetapi publikasi Ron Davis menjual seolah disleksia hanya sebagaimana yang ditampilkan, yaitu visual learner….

Yang dicontohkan, Misalnya Einstein, Woppy Goldberg, Tom Cruise…

…. Lalu terapinya disama-samakan dengan gangguan disleksia, atau sebaliknya, anak disleksia diterapi dengan Davis Methode yang tentu saja tidak cocok dengan kondisi disleksia…


Hopo tumon, kok saenake…. ?


Sumber: Tom Braams (2002): Dyslexie, een complex taalprobleem, Uitgevrij Boom, Amsterdam.

....