Penyandang Learning Disabilities umumnya orang jenius?
Penyandang Learning Disabilities umumnya orang jenius?
Kubaca dimana-mana yang menghubungkan kejeniusan dengan learning disabilities. Hoe zo…. Anak penyandang learning disabilities (LD) kok didakwa jenius. Ho iya, karena contohnya orang-orang jenius dan terkenal seperti Einstein, Leonardo Da Vinsi, bintang2 terkenal Woppy Goldberg, Tom Cruise…
Eee…ya engga dong.
Sebab istilah LD hanya dikenakan pada manusia dengan inteligensia normal hingga tinggi. Jadi jangan hanya yang brinteligensia tinggi saja yang digunakan sebagai contoh, nanti orang akan mengira bahwa semua penyandang LD adalah orang jenius. Atau sebaliknya orang jenius adalah penyandang LD, ya engga dong.
Sekalipun LD hanya dikenakan pada orang berinteligensia normal hingga tinggi, tetapi ada penyandang LD yang parah sekali, untungnya penyandangnya hanya sedikit, penyandang seperti ini sering disebut sebagai NLD (Nonverbal Learning Disabilities), karena selain ia mengalami LD ia juga mengalami gangguan kemampuan non-verbal (kemampuan berbahasa simbolik). Jadi gangguannya akan parah sekali, sekalipun IQ nya normal. Karena selain ia sulit belajar membaca, mengeja, dan menulis, ia juga kesulitan bercerita secara runtut, tak tahu bagaimana menjelaskan suatu ruang, kesulitan terhadap waktu dan jarak, dan yang jelas kesulitan berhitung. Menggambar juga sulit. Jika dilakukan tes IQ, profilnya akan menunjukkan deskrepansi (njomplang) antara kemampuan verbal dan kemampuan performans. IQ verbal lebihtinggi daripada IQ performans. Bedanya bisa melebihi 40 poin.
Kelompok lain yang juga parah, adalah sekalipun ia ber IQ normal, tapi susah tak bisa berhitung karena mengalami gangguan kemampuan dimensi.
Yang lain lagi, sudah kesulitan berhitung, dia juga kesulitan membaca.
Jika kebetulan ada anak dengan IQ luar biasa tapi kesulitan membaca, ya jangan jadi contoh. Sebab LD itu selain ada tipe-tipenya dan ada banyak subtipenya…
LD adalah gangguan neurologis, biasanya genetik. Jadi tak usah pasang-pasang slogan: mengasah mutiara….. Yang bisa dilakukan adalah menerima keadaannya, memberikan strategi mensiasati agar ia mampu menyandang kekurangannya, berikan kesempatan mengembangkan bakat dan minatnya, dan memberikan kompensasi serta toleransi baginya.
<< Beranda