Gifted-disinkroni

TENTANG ANAK GIFTED YANG MENGALAMI DISINKRONITAS PERKEMBANGAN - suatu kelompok gifted children - dan bukan merupakan kelompok autisme, ASD, Asperger Syndrome ataupun ADHD - namun anak-anak ini sering mengalami salah terdiagnosa menjadi kelompok anak autisme ringan, ASD, Asperger Syndrom ataupun ADHD

Rabu, Mei 13, 2009

Apa terapi dan obat anak gifted?



APA TERAPI DAN OBAT ANAK GIFTED?



Selasa 12 Mei 2009 kemarin saya diundang oleh Radio Nederland Wereldomroep untuk diskusi interaktif dengan masyarakat Bali tentang anak gifted.

Ada satu hal yang sangat menarik, yaitu pertanyaan dari seorang Ibu yang menceritakan anaknya dari dokter dikatakan bahwa si anak adalah gifted dan harus diterapi dan diobati. Ibu menanyakan terapi dan obat apa untuk anak-anak gifted?

Menarik sekali bagi saya, karena pertanyaan serupa bukan hanya sekali itu saja, tetapi saya sudah menemukannya berkali-kali. Bukan hanya melalui email sebagaimana biasanya, tetapi juga jika saya tengah diundang bicara tentang gifted children dimanapun di Indonesia.

Kadang orang juga menanyakan apakah gifted itu penyakit. Jika penyakit apa obatnya?
Nah jika yang bertanya aalah masyarakat bukan dokter, tentu saya bisa paham. Jika dokter yang mengatakan bahwa anaknya gifted yang memerlukan terapi dan obat-obatan, tentu ini menjadikan keheranan. Sebab gifted bukanlah penyakit, tetapi perkembangan dengan kapasitas luar biasa, terutama pada aspek kognitif. Diikuti pula dengan perkembangan luar biasa pada bidang motorik, sensorik, emosi, bicara dan bahasa. Akibat dari perkembangan luar biasanya ini kadang menyebabkan perkembangan itu tidak harmonis, mengalami disinkronitas perkembangan. Itulah yang menyebabkan pola tumbuh kembangnya menjadi berbeda dengan anak normal. Ia mempunyai perkembangan khusus yang menyebabkan terlambat bicara, misalnya. Atau emosinya kurang stabil.
Tetapi pola perkembangan khusus seorang anak gifted sekalipun berbeda dengan perkembangan normal, ia masih tidak dapat dikatakan patologis. Karena sekalipun ia terlambat bicara, keterlambatan bicaranya bukan hal yang patologis. Ia hanya mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara dan bahasa ekspresif.
Sekalipun anak itu emosionalan, tetapi ia juga bukan ADHD, karena ia tak bergangguan konsentrasi dan perilaku sebagaimana ADHD yang lebih disebabkan karena gangguan neurologis di otak yaitu terganggunya fungsi eksekutif yang mengatur perencanaan perilaku.

Mustinya dokter bisa membedakan mana yang patologis dan mana perkembangan khusus yang masih dalam batas normal, sekalipun mengalami keterlambatan perkembangan. Anak-anak ini kelak memang mengalami keterlambatan perkembangan, namun itu sementara saja. Saat menjelang pubertas umumnya masalah saat balita itu sudah dapat diatasinya.

Diagnosa gifted juga bukan diagnosa yang dikeluarkan oleh dokter. Tetapi oleh psikolog. Karena itu hendaknya dokter mengirim pasiennya ke psikolog yang memang ahli dalam hal anak seperti ini. Bukan diselesaikan dengan obat-obatan….. Kecuali jika si anak memang mengalami gangguan psikiatrik seperti ADHD. Tetapi ADHD pun baru boleh ditegakkan di bawah usia 7 tahun.

Bagi saya, selayaknya orang tua perlu lebih waspada dalam hal ini. Karena protokol deteksi dan diagnose anak-anak ini memang belum ada di Indonesia. Sehingga jika terjadi kesalahan akibat pemberian terapi obat yang tidak semestinya, maka tidak ada yang bisa disalahkan. Apalagi perkembangan anak yang melenceng akibat penanganan yang salah akan sulit rehabilitasinya terutama perkembangan piskologisnya. Anak-anak gifted adalah anak yang sangat rentan psikisnya, karena itu di negara-negara yang standar pemeriksaan tumbuh kembangnya baik, anak-anak ini sudah dimasukkan ke dalam kelompok anak beresiko dan membutuhkan perhatian khusus. Ia juga membutuhkan lingkungan yang aman agar ia dapat tumbuh sehat. Perkembangannya yang luar biasa membutuhkan dukungan, bukan diterapi atau diberi obat.... supaya normal? Tidak mungkin, hal itu hanya akan menyalahi kodratnya, pola alamiah tumbuh kembangnya.

....