TERLAMBAT BICARA & GANGGUAN KONSENTRASI?
Mengapa anak terlambat bicara macam bergangguan konsentrasi?
Banyak anak yang terlambat bicara (dysphatic development) tidak dapat duduk diam, dan sulit diajak konsentrasi (sekalipun justru ada priode dapat secara intens berkonsentrasi) sehingga sering terjebak dalam diagnosa ADHD.
Terlambat bicara (dysphatic development) adalah gangguan perkembangan yang mengenai berkemampuan berbahasa ekspresif. Sementara itu reseptifnya baik. Artinya anak itu bisa diajak mengobrol dengan bahasa isyarat. Mengerti jika diperintah, namun mengalami kesulitan dalam mengungkapkan keinginan dalam bentuk kata-kata.
Dalam kondisi seperti ini si anak mempunyai keunggulan dalam melakukan observasi melalui matanya. Bidang pemrosesan informasi yang masuk ke otak lebih didominasi oleh pemrosesan informasi visual daripada informasi auditif (telinganya sendiri baik).
Karakteristik scanning pandangan dengan mata sifatnya lebih simultan, daripada scanning suara dengan telinga.
Observasi melalui mata membutuhkan kemampuan penglihatan secara konvergen ( meluas) sedangkan observasi melalui telinga membutuhkan kemampuan pendengaran secara berurutan dan divergen (dari informasi suara yang luas dan banyak didiskriminasi/diseleksi dan menyatu secara berurutan agar masuk secara rapih ke dalam otak).
Karena itu pekerjaan telinga membutuhkan kemampuan konsentrasi yang tinggi, lain halnya observasi melalui mata yang justru harus banyak bergerak mencari-cari.
Jika seorang anak terlambat bicara dan unggul dalam kemampuan observasi dan eksplorasi, maka dengan sendirinya ia seperti anak bergangguan konsentrasi dan banyak gerak. Walaupun belum tentu ia secara definitif bergangguan konsentrasi dan hiperaktif macam ADHD.
Sumber: JJ. Dummont (1999): Leerstoornissen, theorie en model 1, Lemniscaat - Rotterdam